BTS #1: Dilema

by 9:01 AM 7 komentar

Saya menulis postingan ini ketika saya masih mengerjakan novel Dilema--dulu judulnya masih 'Our Home'. Dan, ketika menuliskan 'diary of my novel' ini, saya sama sekali tidak ada pandangan bahwa novel Dilema akan terbit beberapa bulan kemudian. Sama sekali tidak menyangka. Sungguh kuasa Allah.

***

Tahu novel Perahu Kertas-nya Dewi Lestari, kan? Sebelum novel ini dirilis, Dewi Lestari, yang sering disapa Dee, selalu rajin memosting perkembangan novelnya setiap harinya. Sepertinya seru kalau saya ikut-ikutan cara itu. Karena bagaimana pun, suatu saat nanti, saya akan kangen masa-masa penulisan novel ini.

Saya memang bukan Dewi Lestari yang naskah novelnya sudah ditunggu-tunggu penerbit untuk diterbitkan. Saya bahkan tidak punya kenalan orang penerbit, tapi saya tahu harus saya bawa ke mana naskah ini. Biar waktu yang menjawab.

Awal-awal suka menulis dulu, saya ingin sekali bisa nulis novel. Tapi mengingat kemampuan menulis yang masih lemah, saya melatih diri dulu dengan sering-sering menulis cerpen. Saya tidak sekadar menulis cerpen, tapi juga mengirimkannya, ingin tahu apakah tulisan saya memang layak atau tidak.

Mulanya, penolakan yang selalu saya dapat. Diberi kabar oleh suatu majalah kalau naskah saya tidak layak muat. Tapi, nggak sedikit juga yang nggak memberi kabar. Bikin PHP aja.

Tapi...

Time walks, skill grows.

Semakin sering saya ditolak, semakin saya kuat. Semakin sering kita menulis, semakin bagus tulisan kita. Sampai akhirnya, saya mengetahui kalau beberapa cerpen saya dimuat di majalah dan menang sebuah lomba yang akhirnya dibukukan.

Maka, saya memberanikan diri untuk menulis novel. Setidaknya, tulisan saya nggak jelek-jelek amat.

Tapi, naskah novel pertama saya berakhir menggantung. Saya tidak bisa menyelesaikannya sampai habis karena merasa konflik yang terlalu banyak dan bingung bagaimana harus fokus pada satu konflik utama.

Bukan berarti saya menyerah begitu saja. Tahun 2011 kemarin, saat saya masih menulis naskah pertama, saya kepikiran sebuah ide novel yang kayaknya keren jika ditulis. Ceritanya, sih, simple. Tentang persahabatan [dan sekarang teman-teman sudah membacanya, kan? :)]. Tapi, selama saya baca novel, saya belum pernah menemukan novel yang idenya sama seperti ide novel saya ini. Dalam artian, sama persis lho, ya.

Akhirnya, setelah memutuskan berhenti menulis naskah pertama (rasanya berat!), saya pun mulai menggali ide novel yang saya temukan tahun 2011 kemarin.

Menggali ide itu tidak semudah berimajinasi. Benar-benar harus berpikir keras, karena novel bukan sekadar imajinasi, tapi bagaimana imajinasi itu bisa masuk akal. And, well, memikirkan ide sama seperti menyelesaikan soal matematika. Gampang-gampang susah. Sampai akhirnya, saya benar-benar menemukan ide yang fix!

Lalu, saya tulis biodata tokohnya, mereka adalah Kira, Estrella, dan Adri. Saya berusaha 'berkenalan' dengan mereka, sampai akhirnya mereka sering bermain-main di kepala saya. Memaksa saya untuk melanjutkan cerita mereka. I really love this feeling.

Kemudian, saya tulis plot inti dari awal sampai akhir. Sesudah itu, saya baca ulang plotnya. Dan, saya merasa harus cepat-cepat menuliskannya!

Ini bukan sekadar cerita yang harus saya tulis, tapi juga harus saya baca.

Semoga suatu saat nanti bisa terbit.

***

Dan, Alhamdulillah, novel Dilema sudah terbit. Mungkin salah satu dari kalian sudah membacanya? :D

===
===



Alvi Syahrin

Developer

A dream-oriented person since 1992. Telah menerbitkan dua novel: Dilema; Tiga Cerita untuk Satu Rasa dan Swiss; Little Snow in Zurich. Tak lama lagi, novel ketiganya, yang berjudul "I Love You; I Just Can't Tell You" akan terbit. Saat ini, selain merampungkan novel keempat, dia juga sedang mempersiapkan proyek-proyek untuk masa depan. Dan, satu hal yang selalu dia genggam erat dalam hidup ini: Akan ada sesuatu yang lebih baik dari sebuah kegagalan. Allah selalu tahu mana yang terbaik. Lagi pula, hidup tak melulu di dunia. Kau bisa menyapanya lewat Twitter, Instagram, dan ask.fm: AlviSyhrn.

7 comments:

  1. Ayok vi, ntar kalo terbit aku minta tanda tangannya juga ya :p

    ReplyDelete
  2. Lalu, saya tulis biodata tokohnya. Saya berusaha 'berkenalan' dengan mereka, sampai akhirnya mereka sering bermain-main di kepala saya. Memaksa saya untuk melanjutkan cerita mereka. I really love this feeling. <-- entah kenapa aku suka banget kalimat ini, dapat banget feel-nya :D Sukses terus bang! :D

    ReplyDelete
  3. @Aliv Amiiin, semoga nanti bisa terbit. >.<

    @Basith Thanks, Basith! :D

    ReplyDelete
  4. setuju sama basith, bahasanya keren! sukses yaa kaak :)

    ReplyDelete
  5. Jadi semangat nulis lagi, thanks Alv :3

    ReplyDelete
  6. jadi termotivasi melanjutkan tulisanku yang gak kesentuh :)

    ReplyDelete