Putihkah? Hitamkah? Perhatikan pisau tajam di tangan kirinya dan bunga tulip hitam di tangan kanannya. Kau tak akan pernah tahu, siapa Susi sebenarnya.
Dia yang hadir tersenyum di meja makanmu, menawarkan secangkir kopi manis, tapi malam harinya dia akan mengganggu tidur lelapmu!
Kau tak akan pernah tahu siapa dia... Sampai tiba waktunya, kau akan dibawanya... ke sebuah tempat, di mana hidup dan matimu akan ditentukan olehnya.
Dengan gambar sebuah apel bekas gigitan dan pisau tajam yang bersisa darah, di atas sebuah piring putih, Susi memperkenalkan dirinya. Apel adalah sesuatu yang, well semua orang juga tahu apel hanyalah sebuah buah yang tidak berbahaya sekali pun. Dan, pisau bersimbah darah... ini yang sedikit menyeramkan.
Dua Sisi Susi... membaca judulnya, mungkin membuat kamu berpikiran bahwa buku ini menceritakan tentang seseorang berkepribadian ganda. Tidak, tidak. Buku ini bukan seperti itu. Buku ini adalah kumpulan cerpen yang disaring melalui sebuah lomba dengan tagline kumcer terheboh. Sekitar kurang-lebih 200 naskah masuk ke email juri. Hingga tiba saatnya. Saat untuk para juri untuk menentukan cerpen-cerpen mana yang harus segera 'diselamatkan'.
Penjurian dilakukan dengan cara cukup berbeda. Dengan menutup semua nama penulis pada setiap karya. Untuk menghindari keobyektifan. Penjurian tidak dilakukan di sebuah ruang ber-AC yang aman dan menyenangkan. Seolah ingin menjiwai proses pencarian naskah, ketiga juri tersebut melaksanakan tugasnya di sebuah villa yang cukup angker (saya lupa villa-nya di mana, sempat dikasih tahu waktu itu). Beberapa makhluk tak diundang datang, mengganggu konsentrasi para juri. Melalui pengakuan langsung dari para juri, mereka bilang bahwa setiap mendownload naskah ketiga belas, laptop mereka akan hang. Entah sebuah kebetulan atau memang benar adanya. Saya bukan tipe orang yang percaya hantu. Tapi, makhluk gaib itu ada. Berada di sekitar kita. Berada di sampingmu. Bahkan, tidakkah kamu sadar di ruang paling sunyi seperti kamar mandi sekalipun, sebenarnya kamu tidak sendirian?
Oke, lanjut. Setiap ada kejadian-kejadian aneh, seperti sesosok makhluk yang berkelabat, mereka akan mengabarinya melalui postingan di Facebook, memostingnya di grup ini. Setelah beberapa hari melakukan penjurian, mereka tidak bisa memutuskan 13 naskah yang layak. Karena kebanyakan naskah adalah naskah-naskah yang potensial. Dengan bijak, mereka memutuskan menambahkan 8 naskah. Jadilah 21 cerpen.
*
Baru beberapa cerpen yang saya baca dalam kumcer ini. Kalau sudah selesai baca semua cerpennya, bakal saya 'kupas' minggu depan, di malam yang sama, malam Jumat. Dari beberapa cerpen yang saya baca itu, well saya jadi takut di kamar sendirian, meskipun sudah menjelang subuh. Saya selalu takut kalau tiba-tiba ada seseorang mengetuk pintu kamar saya, dan ketika saya buka pintunya, saya melihat sepasang kaki bergelantung di udara, melambai-lambaikan tangan ke arah saya. *tarik selimut*
Penyambung dari tiap cerpen dalam kumcer ini adalah Susi. Ya, semua tokoh menggunakan nama Susi, dengan karakter yang berbeda-beda. Ada yang protagonis dan antagonis. Cara mendeteksinya apakah Susi adalah seseorang protagonis atau antagonis, adalah dengan melihat judulnya. Bila terdapat kata 'hitam' pada judulnya, berarti Susi adalah seseorang antagonis. Sebaliknya, bila terdapat kata 'putih', maka Susi adalah sosok yang baik. Tapi..., sebaik-baiknya Susi, dia selalu memiliki kehidupan yang sadis.
Buat kalian pecinta horor, ini adalah kumcer yang nggak boleh kalian lewatkan. Pacu adrenalinmu dengan membaca kisah-kisah sadis Susi. Dan untuk kalian yang penakut, efek samping membaca kumcer ini, mungkin hanya takut ke kamar mandi sendiri--lebih baik kamu membacanya di siang hari. Satu lagi, buat kalian yang suka menulis horor atau misteri, kumcer ini akan mengajarkanmu bagaimana cara membuat feel menyeramkan dalam sebuah cerpen horor.
Dan, sekarang, arwah Susi sedang menghantui beberapa toko buku, menunggu seseorang membawanya pulang. Atau... Susi yang membawamu 'pulang'.
-Alvi-
Kak, rasanya jurinya ada 4, deh. =_=
ReplyDelete*glek*
ReplyDelete#nelen ludah, narik selimut, mereemmm!!!
>.<
komenku gak ke posting. wew!
ReplyDeleteCitra... Setahuku, Pak Kepsek Mayoko cuma penyelenggara, bukan juri.
ReplyDeleteMas Ame... Hahahahaha. :P
Avioleta... Kamu komen apa tadi? :/
aelaaah.. mlem2 nyasar dimari.... pulang aaaah :P
ReplyDeleteNgeri amat reviewnya, malem2 pula gua bacanya...
ReplyDeletepengen baca..
ReplyDeletedi mana saya bisa dapat buku ini gratisan? heheh :D
ini udah terbit?
ReplyDeleteyang bener, Vi pas mau baca jurinya pilih tempat villa gitu?
ReplyDeletesi Alvi bikin takut aja. dari awal terbit aku emang pengen beli, tapi ya itu tadi, ragu, takut juga iya, ntar dihantui Susi lagi. *jangan sampai*.
soalnya Pak Kepsek Mayoko plus dewan jurinya sering tulis status yang nakutin.. >.< *tau sendiri aku penakut*
tapi aku penasaran pengen BELIIIIIII dan BACAAAAAAAAA... (pingsan mendadak karna triak2 - haus) XD
Ra-kun... Kalo mau dapet gratis, silakan toko buku, masukkan buku itu ke dalam tasmu.
ReplyDeleteAqua... Sudah :D
Silvi... Iya, bener. Kan waktu lombanya mereka posting. Di bukunya juga ditulis. Kamu ikut lomba ini nggak? ayooooooo belii :P
iuww .. sereeemm ,
ReplyDeletememang sih aku akuin , kalo aku tuh ga pernah sendirian di kamar mandi , karna pasti ada cicak2 yg mengintipku #auuuww ! oh no ! cicak bangsat !
heuheueee :P
baca posting ini aja udah ketakutan, gimana baca bukunya yg beneran :O
ReplyDeletereview nya udah horror abis. Beli gak yaaa T.T
ReplyDeletepengeeeenn bacaaa jugaaaaa
ReplyDelete